BERNAMA.ID: H. Irsyad Syafar
News Update
Loading...
Tampilkan postingan dengan label H. Irsyad Syafar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label H. Irsyad Syafar. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 September 2024

MEMULIAKAN HARI JUM'AT

MEMULIAKAN HARI JUM'AT

Oleh: H. Irsyad Syafar, Lc, M. Ed (Ketua Sementara DPRD Sumatera Barat)


Allah Swt mengistimewakan hari Jum'at dengan banyak kemuliaan. Maka seharusnya seorang hamba yang beriman juga mengistimewakannya. Dan itu merupakan salah satu bentuk dari adab seorang hamba kepada Rabbnya.

Ada banyak bentuk atau cara dalam memuliakan hari Jum'at. Ibnu Qudamah Al Maqdisi, dalam bukunya Mukhtashar Minhajul Qashidin menyebutkan 15 adab terhadap hari Jum'at:

1. Telah menyiapkan diri semenjak hari Kamis dan malam Jum'at, dengan membersihkan pakaian yang akan dipakai esok harinya dan kebutuhan lainnya di hari Jum'at.
2. Mandi di hari Jum'at dan diutamakan menjelang berangkat ke masjid.
3. Berhias di hari tersebut untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan memakai wangi-wangian, memotong kuku, bersiwak atau menggosok gigi dan memakai pakaian terbaik.
4. Lebih awal berangkat ke masjid untuk mendapat balasan terbaik dan berangkat berjalan kaki dengan penuh khusyuk dan ketenangan. Lebih bagus kalau berniat iktikaf semenjak masuk sampai keluar dari masjid.
5. Tidak melangkahi pundak para jamaah yang telah lebih dahulu datang, walaupun ada tempat yang kosong. Dan tidak memisah tempat duduk dua orang kecuali meminta izin kepada keduanya.
6. Tidak berjalan di depan orang yang sedang shalat, sebab sebuah perbuatan yang sangat tercela.
7. Berusaha untuk mendapatkan shaf pertama atau terdepan karena itu posisi yang mulia. Kecuali kalau sudah terlambat.
8. Berhenti dari amalan sunat atau berdzikir apabila imam sudah naik mimbar, dan fokus untuk menjawab adzan dan mendengarkan khutbah.
9. Melaksanakan shalat sunat setelah shalat Jum'at, bisa 2 raka'at, atau 4 raka'at dua kali salam.
10. Tetap berada di masjid sampai waktu ashar untuk beribadah (melanjutkan iktikaf) jika tidak ada kewajiban yang lebih utama.
11. Mencari-cari saat-saat terbaik di hari Jum'at untuk berdoa kepada Allah, yang waktu itu doa-doa dikabulkan Allah. Para ulama berbeda pendapat tentang waktunya, dari berbagai hadits yang ada. Mungkin antara waktu imam (khatib) duduk sampai shalat selesai. Mungkin antara imam selesai khutbah sampai shalat jum'at selesai. Mungkin juga waktu-waktu terakhir setelah Ashar sampai jelang Maghrib.
12. Memperbanyak shalawat untuk Rasulullah Saw selama hari Jum'at. Kalau bisa mencapai 80 kali atau lebih.
13. Membaca surat Al Kahfi dari awal sampai akhir. Dan sudah bisa dimulai semenjak hari kamis malam, sebagaimana terdapat dalam hadits yang shahih.
14. Memperbanyak sedekah pada hari Jum'at dan ibadah sunnah lainnya.
15. Dianjurkan pada hari Jum'at untuk memperbanyak kerja-kerja akhirat, dan mengurangi kerja-kerja dunia. Jika tidak memungkinkan, hendaklah menambahkan porsi ibadahnya di hari tersebut dibanding hari-hari yang lain.

Wallahu A'lam.
BERBANGGA DENGAN NASAB DAN KETURUNAN

BERBANGGA DENGAN NASAB DAN KETURUNAN

Oleh: H. Irsyad Syafar, Lc, M. Ed (Ketua Sementara DPRD Sumatera Barat)


Berbangga-bangga dengan nasab adalah sifat jahiliyah yg tercela, dan diharamkan dalam Islam. Dalam shahih Muslim, telah bersabda Nabi Saw:

"أربع من أمتي من أمر الجاهلية لا يتركونهن: الفخر في الأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة..."

Artinya: "Ada empat perkara termasuk jahiliyyah yang belum ditinggalkan; berbangga-bangga dengan keturunan, mencela nasab, meminta hujan dengan bintang-bintang dan meratapi mayit." 

Kita diperintahkan oleh Nabi Saw untuk mempelajari nasab kita, bukan untuk berbangga-bangga. Melainkan untuk bersilaturrahim, dan menunaikan hak-haknya. Sebagaimana dalam sabda Beliau:

روى الترمذي وغيره من حديث أبي هريرة رضي الله عنه: عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "تعلموا من أنسابكم ما تصلون به أرحامكم، فإن صلة الرحم محبة في الأهل، مثراة في المال، منسأة في الأثر".

Artinya: Imam Tirmidzi telah meriwayatkan hadiys dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw ia bersabda: "Pelajarilah nasab kalian yang akan membantu silaturrahim kalian. Karena sesungguhnya silaturrahim itu membawa kecintaan dalam keluarga, menambah kekayaan harta dan memperpanjang umur." (HR Tirmidzi).

Semulia apapun nasab seseorang, bahkan tersambung langsung kepada Rasulullah Saw, sama sekali tak akan membuat orang tersebut menjadi mulia bila amal ibadahnya lemah atau sedikit. Rasulullah Saw telah menegaskan dalam hadits shahih:

"مَن بطأ به عمله لم يسرع به نسبه". رواه مسلم.

Artinya: "Seseorang yang amalnnya lelet (lalai) tak akan bisa ditolong (dipercepat) oleh nasabnya." (HR Muslim).

Bahkan seorang Fathimah binti Muhammad sekalipun, takkan tertolong di sisi Allah karena posisi ayahnya. Dan seorang Shafiyyah bibi kandung Rasulullah, juga tak terbantu karena ponakannya adalah Nabi. Melainkan karena keunggulan amalnya masing-masing. Rasulullah Saw bersabda:

وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا

Artinya: "Wahai Shofiyah bibi Rasulullah, aku tidak dapat membelamu sedikitpun di hadapan Allah. Wahai Fathimah putri Muhammad, mintalah kepadaku apa yang kamu mau dari hartaku, sungguh aku tidak dapat membelamu sedikit pun di hadapan Allah.’” (HR. Bukhari: 2753, Muslim: 206).

Para Sahabat Rasululullah dipuji oleh Allah dalam Al Quran dan dijadikan sebagai generasi terbaik adalah karena prestasi amalan mereka. Bukan karena nasab mereka. Begitu juga 3 generasi pertama umat ini, juga dipuji oleh Rasulullah Saw, adalah karena kualitas amal shaleh mereka. Karena itu, biarlah nasab kita biasa-biasa saja, yang penting amal kita luar biasa. Wallahu A'laa wa A'lam.

Selasa, 17 September 2024

Irsyad Syafar Umumkan Ketua DPRD Sumbar 2024 - 2029 adalah Muhidi

Irsyad Syafar Umumkan Ketua DPRD Sumbar 2024 - 2029 adalah Muhidi

Bernama.id - Padang l Ketua Sementara DPRD Provinsi Sumatera Barat Irsyad Syafar memimpin Rapat Paripurna DPRD Sumbar dengan agenda Penetapan dan Pengumuman Anggota dan Pimpinan Fraksi pada Selasa, 17 September 2024.

Dalam kesempatan itu, Irsyad Syafar didampingi Wakil Ketua Sementara Evi Yandri Rajo Budiman, Sekretaris DPRD Sumbar Raflis dan dihadiri oleh Anggota DPRD Sumbar. Dari pihak Pemprov Sumbar, Rapat Paripurna itu dihadiri Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Kepala OPD dan undangan lainnya.

Irsyad Syafar mengatakan, "Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Masa Jabatan Tahun 2024 - 2029, telah melakukan pengucapan sumpah/janji sebagai Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat. Dengan demikian, yang bersangkutan telah resmi menduduki jabatan sebagai Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat masa jabatan Tahun 2024 - 2029 dan  telah dapat melaksanakan tugas, fungsi, hak dan kewenangannya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah."


Irsyad Syafar melanjutkan, "Agar  tugas, fungsi dan kewenangan DPRD dan Anggota DPRD dapat dilaksanakan, maka perlu segera dibentuk Fraksi -Fraksi dan Alat Kelengkapan DPRD yang akan mengoperasionalisasikan pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD tersebut."

Irsyad Syafar menjelaskan, "Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD serta hak dan kewajiban Anggota DPRD, maka dibentuk Fraksi sebagai wadah atau tempat berhimpun Anggota DPRD."

"Apabila Fraksi-Fraksi belum dibentuk, maka DPRD tidak bisa pula membentuk dan menetapkan Alat Kelengkapan DPRD yang keanggotaanya diusulkan oleh masing-masing fraksi secara proporsional", ujar Irsyad Syafar.

Dalam Rapat Paripurna itu, Ketua Sementara DPRD Sumbar Irsyad Syafar mengumumkan Calon Pimpinan DPRD Provinsi Sumatera Barat Masa Jabatan Tahun 2024 - 2029, yaitu Drs. Muhidi, MM (Ketua DPRD), Evi Yandri Rajo Budiman (Wakil Ketua DPRD), M. Iqra Chissa Putra (Wakil Ketua DPRD) dan Nanda Satria, S.IP (Wakil Ketua DPRD).

Sedangkan fraksi -fraksi yang terbentuk, yaitu Fraksi PKS (10 orang), Fraksi Partai Gerindra (10 orang), Fraksi Partai Golkar (9 orang), Fraksi Partai Nasdem (9  orang), Fraksi PAN (8 orang), Fraksi Partai Demokrat (8 orang), Fraksi PPP (5 orang) dan Fraksi PDI-P - PKB (6 orang). (ABE)

Jumat, 06 September 2024

UMAR YANG SANGAT NEGARAWAN DAN TOLERAN

UMAR YANG SANGAT NEGARAWAN DAN TOLERAN

Oleh: Irsyad Syafar (Ketua Sementara DPRD Sumatera Barat)


Pada tahun 16 H, Khalifah Umar bin Khattab berangkat ke Baitul Maqdis (Palestina) setelah negeri itu berhasil direbut (ditaklukkan) oleh pasukan kaum muslimin di bawah panglima Abu Ubaidah bin Jarrah.

Kedatangan Umar bin Khattab adalah dalam rangka menerima kunci Baitul Maqdis dari Petrik pemimpin tertinggi kaum nashrani Baitul Maqdis. Maka pada kesempatan tersebut Umar memberikan jaminan keamanan bagi kaum Nashrani di seluruh Baitul Maqdis dalam sebuah dukumen sejarah yang bernama "Watsiqah Umariyah" (komitmen Umar), yang isinya antara lain:

"Bismillahirrahmanirrahim. Ini yang diberikan oleh Hamba Allah Amirul Mukminin terhadap seluruh penduduk Eliya (Baitul Maqdis):

1. Diberikan bagi mereka keamanan atas jiwa mereka, harta mereka, gereja-gereja mereka, dan salib-salib mereka, bagi yang sakit dan yang sehat dari mereka serta seluruh alirannya.
2. Gereja mereka tidak boleh ditempati dan tidak boleh dirobohkan, juga tidak boleh dikurangi termasuk salibnya.
3. Mereka tidak boleh dipaksa meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh satu orangpun terintimidasi.
4. Tidak boleh satu orangpun yahudi tinggal di Eliya (Baitul Maqdis).
5. Penduduk Eliya wajib membayar jizyah sebagaimana juga wajib bagi non muslim di daerah sekitar.
6. Mereka dibolehkan keluar dan pergi bergabung dengan Romawi, dan terjamin keamanannya sampai ke tujuan.

Di ujung dokumen tersebut, Umar menuliskan: "Dokumen ini adalah janji (kewajiban) kepada Allah dan RasulNya, tanggung jawab para Khalifah dan seluruh kaum muslimin." Dan yang menjadi saksi atas dokumen janji Umar ini adalah sahabat yang mulia: Khalid bin Walid, Amru bin 'Ash, Abdurrahman bin Auf, dan Muawiyah bin Abi Sufyan.

Di saat itu juga, Petrik Baitul Maqdis mempersilakan Umar untuk masuk ke Gereja Qiyamah dan mempersilahkannya untuk shalat. Tapi Umar menolak tawaran tersebut. Beliau khawatir, sepeninggal Beliau nantik gereja tersebut diubah menjadi masjid oleh kaum muslimin, dengan alasan Umar pernah shalat di sana.

Begitulah tingginya sikap kenegarawanan Umar yang telah berkuasa menaklukkan Eliya (Baitul Maqdis), dan Beliau tidak menzhalimi penduduknya yang nashrani. Malah Beliau menghormati mereka dan memberikan hak-hak kebebasan mereka menjalankan ibadah dan tidak mengganggu rumah-rumah ibadah mereka.

Di sisi lain, sikap toleran Umar yang sangat mulia itu, tidak pula kemudian Beliau berlebihan dalam menghormati Petrik yang merupakan  pemimpin spritual tertinggi kaum nashrani di sana. Tidaklah Umar sampai latah (lebay) sehingga mencium kening Petrik. Sebab sikap seperti itu hanya layak diberikan kepada orang-orang (level) tertentu dari kaum mukminin.

Wallahu A'laa wa A'lam.

Selasa, 13 Agustus 2024

ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

Oleh: Irsyad Syafar (Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat)



Bagi ibu Nabi Musa, hidupnya bayi mungil Musa itulah kebaikan yang sangat diinginkannya. Walaupun hanya di rumah sederhananya. Sedangkan melemparkan si bayi ke sungai nil, itu adalah keburukan yang tidak diinginkannya. Tapi, ternyata dilempar ke sungai nil itulah yang membuat bayi Musa masuk istana dan hidup atas biaya istana.

Undang-undang Firaun yang menghukum mati semua bayi laki-laki ketika itu adalah sebuah keburukan dan kekejaman. Semua ibu hamil ketika itu terpaksa pergi jauh dan bersembunyi dari pantauan Firaun dan bala tentaranya. Tapi ternyata bayi Musa jadi selamat dan hidup di dalam istana Firaun. Sehari-hari Musa mungil bersama beliau sampai usia dewasanya.

Menjadi anak yang dicintai oleh ayah dan ibunya, itu adalah sebuah kebaikan bagi Yusuf kecil. Dan itulah perasaan semua anak terhadap orang tuanya. Tapi ternyata terlalu cinta itu menyebabkan keburukan. Yaitu cemburunya para "abangnya" atas sikap ayah mereka itu. Akibatnya mereka semua bersekongkol untuk membunuh atau menghabisi sang adik istimewa ini.

Masuk dan dicemplungkan ke dalam sebuah sumur dengan maksud "membunuh", itu adalah sebuah keburukan yang menimpa Yusuf. Sehingga kemudian ia pun menjadi budak yang diperjualbelikan di pasar budak. Akan tetapi status jadi budak dan orang yang terbuang itu, rupanya menjadi penyebab Yusuf masuk ke istana penguasa Mesir. Dan masuk istana itu merupakan kebaikan (rezeki nomplok) bagi Yusuf. Namun ternyata, hidup di istana itu menjadi penyebab Yusuf masuk penjara. Sebab, ia kemudian tertuduh melakukan "pelecehan" terhadap istri sang penguasa.

Menjadi pesakitan dalam penjara adalah sebuah keburukan bagi Yusuf. Bertahun-tahun ia terkurung disana. Akan tetapi itu menjadi penyebab ia kembali masuk istana secara terhormat. Bahkan ia mendapat kepercayaan dari sang raja (yang masih kafir) menjadi menteri perencanaan nasional merangkap menteri keuangan dan sumber daya negara. Itu berkat kepiawaiannya mentakwilkan mimpi sang raja.

Terusir ketika berdakwah dan hijrah ke Thaif, serta direndahkan disana, adalah sebuah keburukan yang telah menimpa Rasulullah Saw. Sementara kota Makkah sudah tidak kondusif lagi untuk dimasuki kembali. Tetapi, dengan mendapatkan perlindungan dari seorang kafir Quraisy (Muth'im bin 'Ady) justru Rasulullah Saw bisa masuk kembali ke kota Makkah dengan aman dan tenang. Malah dapat pula thawaf mengelilingi Ka'bah tanpa gangguan sama sekali dari kafir Quraisy.

Banyaknya pasukan Rasulullah Saw setelah kemenangan menaklukkan kota Makkah, adalah sebuah kebaikan. Bahkan ribuan penduduk Makkah masuk Islam secara sukarela. Tapi kekuatan pasukan yang besar itu, yang totalnya mencapai 12 ribu prajurit, rupanya hal itu mendatangkan keburukan. Mereka merasa besar dan kuat, akibatnya menjadi sombong dan yakin menang. Ternyata saat menyerang Hunain, mereka menjadi kocar-kacir. Mayoritas pasukan pontang-panting akibat serangan mendadak kafir Hunain.

Dalam perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah Saw dan para sahabat batal melaksanakan umrah. Padahal mereka sudah jauh-jauh berjalan dari Madinah lengkap dengan perangkat ibadah umrah mereka. Pembatalan itu sangat tidak disenangi oleh kebanyakan sahabat. Apalagi Rasulullah Saw sudah melihat dalam mimpinya bahwa Beliau thawaf dan mencium hajar aswad. Namun ternyata, berdamai dengan kafir Quraisy itu membuat Rasulullah menjadi leluasa berdakwah di sekitar jazirah. Beliau bisa mendakwahi raja-raja sekitar jazirah Arab untuk masuk Islam.

Begitulah kehidupan yang kita lalui di dunia ini. Ia akan beredar antara kebaikan dan keburukan. Semuanya harus disikapi dengan sabar, kepala dingin dan pikiran yang jernih. Tidak bisa disikapi hitam dan putih saja. Bisa jadi sesuatu kita senangi, ternyata buruk bagi kita. Atau sebaliknya, ada sesuatu yang kita benci, ternyata itu adalah kebaikan bagi kita. Allah Swt lebih tahu, kita tidak banyak tahu.

وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Albaqarah: 216).

Wallahu A'laa wa A'lam.

Buat web di Bayanaka ID

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done