SERIAL SIRAH NABI UNTUK REMAJA - BERNAMA.ID
News Update
Loading...

Jumat, 16 April 2021

SERIAL SIRAH NABI UNTUK REMAJA


2. TENTARA BERGAJAH DAN KEJADIAN LUAR BIASA

Oleh: H. Irsyad Syafar, Lc, M.Ed (Pembina Yayasan Waqaf Ar Risalah)

Peristiwa kedua yang terjadi di masa kepemimpinan Abdul Muththalib adalah serangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertahun-tahun lamanya rumah Allah "Ka'bah Yang Mulia" menjadi tujuan kedatangan para jamaah haji. Semenjak masa bapak para Nabi, yaitu Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail, setiap tahun manusia dari berbagai penjuru Arab datang ke Baitullah untuk beribadah melanjutkan syari'at Nabi Ibrahim. Begitulah penduduk Makkah dan bangsa Arab sekitarnya menganut agama tauhid ajaran Nabi Ibrahim as.

Namun setelah bertahun-tahun berlalu, dan manusia semakin jauh dari masa-masa kenabian, mulailah mereka menyembah berhala yang diletakkan di sekitar Ka'bah. Amru bin Luhay adalah pelopor dan orang yang pertama kali membawa berhala tersebut ke jazirah Arab. Ia melakukan hal tersebut setelah menyaksikan penyembahan berhala di negeri Syam. Karena tertarik dengan bentuk penyembahan seperti itu, Amru bin Luhay menularkannya ke bangsa Arab dan membawa satu berhala ke kota Makkah.
Berhala itu dimintanya dari suku Amaliq di negeri Syam. Lalu berhala tersebut dia letakkan di Ka’bah. Berhala inilah yang kemudian bernama Hubal. Disamping itu, Amru bin Luhay juga membuat dua berhala lainnya yang diberi nama Asaf dan Nailah, yang juga diletakkan disamping Ka’bah. Kemudian jumlah ini terus bertambah sampai berjumlah 360 berhala.

Terkait perangai Amru bin Luhay yang menjadi pelopor penyembahan berhala di kota Makkah, dan menyesatkan mereka dari agama Nabi Ibrahim, Rasulullah Saw. pernah menyatakan:
رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرِ بْنِ لُحَيٍّ الْخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ وَكَانَ أَوَّلَ مَنْ سَيَّبَ السَّوَائِبَ. (رواه البخاري).
Artinya: “Aku melihat 'Amru bin Luhay Al-Khuza'iy menarik punggungnya ke neraka dan dia adalah orang pertama mempersembahkan As-Sawa'ib (Saibah)." (HR Bukhari).

Walaupun menyembah berhala, tetapi penghormatan dan perhatian bangsa Arab (kaum Quraisy) terhadap Ka'bah sangat besar. Ka'bah bagi mereka tetap sebagai rumah yang mulia yang dihormati dan dijaga. Dari penjuru Arab orang selalu mengunjungi Ka’bah. Hal ini menyebabkan kecemburuan Raja Abrahah yang berada di Yaman. Ia tidak saja cemburu, bahkan sangat benci dengan posisi Ka'bah di hati bangsa Arab.

Untuk mengalihkan penghormatan tersebut, maka Raja Abrahah membangun sebuah tempat ibadah yang besar dan megah di negeri Yaman. Tempat ibadah tersebut bernama "Al Qullais". Abrahah sangat terobsesi untuk memalingkan bangsa Arab agar mengalihkan peribadatan mereka dari Ka'bah ke Al Qullais. Tetapi, bangsa Arab tidak tertarik dengan tempat ibadah tersebut. Dan tidak satupun yang datang beribadah ke sana. Akibatnya Abrahah sangat marah dan menggalang pasukan yang diperkuat dengan gajah-gajah besar.

Abrahah memimpin pasukannya menuju Makkah. Pasukan yang sangat kuat ini tidak saja unggul dari segi jumlah dan senjata, bahkan mereka membawa dan menunggangi beberapa ekor gajah. Semua itu dipersiapkan untuk meruntuhkan Ka’bah. Beberapa kabilah ada yang berupaya menghadang pasukan bergajah yang kuat ini, namun tidak mampu. Mereka dengan mudah dapat dikalahkan oleh Abrahah dan pasukannya.
Penduduk kota Makkah hanya bisa lari menyelamatkan diri keluar kota di atas-atas bukit. Abdul Muthhalib yang menjadi pemimpin kota Makkah saat itu juga tidak berdaya melawan. Bahkan 200 ekor untanya dirampas oleh Abrahah. Abdul Muththalib datang menghadap Abrahah melobi agar 200 ekor untanya dikembalikan. Abrahah merasa heran kenapa hanya untanya saja yang ingin dia selamatkan. Bukan memikirkan keselamatan Ka’bah. Abdul Muthalib menyatakan onta-onta itu dia tuannya. Jadi dia datang untuk memintanya kembali. Sedangkan Ka’bah itu Rumah Allah, biar Allah sendiri yang akan mempertahankannya.

Abrahah dan pasukannya telah sampai di depan Ka'bah dan bersiap untuk menghancurkan ka'bah. Tetapi gajah-gajah tidak berani maju menghancurkan Ka'bah. Ketika itulah, tiba-tiba langit menjadi gelap. Seolah-olah awan hitam besar menyelimuti langit. Itulah burung Abaabil dengan jumlah besar, datang membawa batu-batu kerikil. Setiap burung 3 batu kerikil dan melemparkan batu tersebut ke pasukan bergajah. Siapa yang terkena lemparan tak ada yang selamat. Abrahah dan seluruh pasukannya hancur binasa. Tubuh mereka rontok satu persatu bagaikan dedaunan yang rontok berjatuhan.

Akhirnya Abrahah gagal mewujudkan cita-citanya untuk menghancurkan Ka'bah. Bangsa Arabpun bahagia karena Ka'bah telah diselamatkan oleh Allah dengan burung Aababil. Peristiwa itu menjadi nama tahun tersebut, yaitu tahun Gajah, tahun 571 M. Mengenai peristiwa ini, Allah menceritakannya dalam surat Al Fiil ayat 1-5:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5).
Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS Al Fiil: 1-5).

Kejadian luar biasa
Pada tahun 571 Masehi tersebut adalah tahun kelahiran Nabi Muhammad. Selain dari peristiwa pasukan bergajah yang sangat terkenal di seantero Jazirah Arab, bahkan sampai beritanya ke kerajaan Romawi dan kerajaan Etiopia, juga ada peristiwa-peristiwa lain yang luar biasa yang menjadi pertanda akan lahirnya Nabi akhir zaman.

Diantara peristiwa tersebut adalah runtuhnya 14 balkon istana Kisra Persia. Kemudian padam pula api yang sudah sangat lama disembah oleh orang-orang Majusi di Persia. Lalu gereja dan tempat ibadah Majusi di sekitar danau Saawah yang mereka sucikan runtuh, setelah air danau itu mengalami surut (menyusut).
Tanda-tanda yang mengiringi peristiwa kelahiran Rasulullah juga diceritakan dalam Kitab 'Dalail Nubuwwah' karya Al-Hafidz al-Mustaghfiry. Salah satu peristiwanya dialami seorang bernama Amru bin Murah al-Jahny yang meriwayatkan sebagai berikut:
"Dulu pada masa Jahiliyyah, aku dan rombonganku pernah sedang menunaikan haji di Makkah. Pada suatu malam, aku bermimpi melihat cahaya terang benderang memancar dari Ka'bah hingga ke Bukit Tsabir. Tak lama kemudian, terdengarlah suara ghaib dalam bentuk cahaya yang sangat terang benderang mengatakan:
"Telah tersingkap kegelapan. Telah bersinar cahaya yang menerangi. Telah diutus seorang Khatamun an-Anbiyya (Nabi akhir zaman) yang menerangi segala penjuru lain." Tampaklah bagiku istana-istana Hairah dan putihnya Madyan. Cahaya itu menampakkan suara: "Telah datang Islam . Telah tumbang berhala-berhala. Telah tersambung jalinan silaturrahim."
Lantas aku pun terbangun dari tidurku. Aku menceritakan mimpi yang kualami pada rombonganku tentang apa yang akan terjadi di Makkah dari suku Quraisy. Tak lama setelah kami pulang ke negeri kami, kami pun mendengar berita bahwa Ahmad (Muhammad) telah diutus ke muka bumi."
Bersambung…

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done