Oleh Bagindo Yohanes Wempi
Alhamdulillah dukungan tigo sapilin untuk Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah terus berdatangan dari berbagai kalangan, kali ini datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), MES, Ormas, Basnas, ninik mamak, Perguruan Tinggi dan lainnya.
Komitmen adanya dukungan dari para Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, para penda’wah dan perguruan tinggi terhadap konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah sangat tinggi. Semua berharap tidak hanya dari asetnya, tapi juga dikembangkan menjadi kebanggaan bagi Sumatera Barat karena cara-cara syariah ini telah menjadi budaya Minangkabau sejak lama yaitu kesepakatan memakai "Adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabbullah" (ABS-SBK).
Maka apabila Bank Nagari yang selama ini dijalankan secara konvensional, menganut sistim kapitalis menjadi syariah itu bentuk komitmen bahwa orang Minang sudah menjalankan kehidupan yang Syumuliyah Islam seperti kehendak perjanjian Bukit Sakti Marapalam.
Perlu dipahami bahwa syumuliyah berasal dari kata syamil itu artinya meliputi, melingkupi, menyeluruh. Karena terlingkupi secara menyeluruh (total) hingga menjadi sempurna, sehingga istilah syumuliyah itu diberi makna kesempurnaan. Ajaran ini mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia, ini adalah bagian yang sangat penting sebagai dasar pemahaman untuk menyatukan umat.
Bahwa syumuliyatul islam berarti kesempurnaan islam yang mencakup kesemuanya secara menyeluruh termasuk merobah Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah, dan lainnya. Islam ajaran mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia dari pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara ; dari sosial, ekonomi, politik, hukum, keamanan, lingkungan, pendidikan hingga kebudayaan.
Seluruh etnis manusia dari sistem hingga akhlak, dari manusia pertama hingga manusia terakhir, dari sejak kita bangun tidur hingga kita tidur kembali, dari kehidupan dunia hingga kehidupan akhirat. Cakupan islam dapat diberi makna meliputi melingkupi dimensi waktu, dimensi sistem dan dimensi dimensi tempat.
Tumbuhnya komitmen menjadikan Bank Nagari Syariah di Sumbar juga sebagai wujud nilai sikap bersama Sumpah Sati Bukik Marapalam pada 2018 lalu untuk menguatkan kembali Sumpah Sati Bukik Marapalam untuk membangkitkan semangat bersatu untuk menggerakkan falsafah ABS-SBK,” disemua kehidupan urang Minang.
Dimana lanjutnya, unsur Tigo Tungku Sajarangan yaitu ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai serta bundo kanduang di depan unsur masyarakat Minangkabau bersepakat untuk menjaga amanah Sumpah Sati Bukik Marapalam tersebut.
Ini menyebutnya "pititi tagak kami indak bakisa, duduak indak baraliah, kok hiduik ka dipakai, mati kaditumpang, kami pacik arek ganggam taguah, nan tabuhua takabek arek dalam pituah ABS-SBK. Adaik bapaneh, syara’ balinduang, syara’ mangato adaik mamakai.
Sepanjang penjelasan diatas diharapkan tidak ada keraguan lagi dalam penerimaan berubahnya Bank Nagari konvesional menjadi Bank Nagari Syariah di Sumbar. Ini bentuk tegaknya totalistas ABS-SBK di Sumbar[*].
