Oleh : Labai Korok Piaman
Tiada angin, tiada awan, lalu hujan itu turun dipanas terik, ini perumpamaan ketika media sosial, media cetak dihebohkan dengan Gamawan Fauzi comeback untuk BA 1 (plat mobil Gubernur) Sumatera Barat.
Penulis tersenyum-senyum membacanya, berpikir berarti ada alumni era 2005 yang ingin CLBK dengan sosok Gamawan Fauzi, Gubernur Sumatera Barat periode 2005 - 2009, sisa kepemimpinannya dilanjutkan oleh Prof. Dr. H Marlis Rahman M.Sc selama 1 tahun (2009-2010).
CLBK itu memang indah, CLBK (Carito Lamo Baulang Kembali) itu memang memberikan kebahagian tersendiri bagi alumni untuk kembali melakoninya. Sehingga banyak acara reunian yang terjadi, banyak pertemuan menceritakan masa lalu yang dikhayalkan lagi, akhirnya CLBK pun terjadi, CLBK berujung mala petaka bagi kehidupan para alumninya.
Penulis kenal Gamawan Fauzi sudah lama, kenal dengan sosok senior Universitas Andalas ini tidak kaleng-kaleng, tapi beberapa kali didepan terlibat aksi demonstrasi dikantor Gubernur Sumbar, puncaknya adalah demonstrasi, aksi massa menolak kenaikan BBM.
Seking heroiknya, Gubernur Sumbar pada waktu itu ikut menandatangani surat penolakan kenaikan BBM, yang berujung Gamawan Fauzi ditelpon langsung oleh Wakil Presiden RI. Malang dokumen itu sekarang hilang karena dipinjam oleh orang dekat Gamawan Fauzi.
Gamawan Fauzi sosok tidak ada duanya di Sumatera Barat menurur Penulis, beliau saat ini sudah bisa dinobatkan menjadi bapak bangsa, negarawan Indonesia, tauladan bagi ranah Nusantara ini.
Gamawan Fauzi (GF) tokoh nasional yang tidak pernah masuk partai politik aktif di struktur, tapi selalu bisa eksis disetiap momen partai politik berkuasa pada era masih umur dibawah 55 tahunan.
Zaman Mega berkuasa beliau dibantu oleh suami Mega untuk eksis jadi Gubernur Sumbar. Zaman SBY jadi Presiden, Bapak GF jadi Menteri yang banyak melakukan perubahan terhadap kebijakan sipil salah satunya melarang atau mengatur bantuan dana hibah untuk ormas, LSM dan lembagai lainnya, dana hibah tidak ada lagi.
CLBK dengan Gamawan Fauzi menurut Penulis itu impian yang sangat wajar sekarang terjadi. Apalagi generasi alumni diera Gamawan Fauzi menjadi Gubernur Sumatera Barat. Namanya pihak-pihak yang ingin CLBK, sah-sah saja bermimpi dan berilusinasi seperti itu menurut Penulis.
Namun perlu diingat bahwa Gamawan Fauzi sudah berumur 65 tahun saat ini, tahun 2024 saat kompetisi Pilkada berjalan susah berumur 67 tahun, ini usia yang sangat tidak tepat lagi menjadi sosok yang harus hiruk-pikuk, hilir mudik, naik gunung turun gunung, jalan ke pelosok daerah mencari suara.
Apalagi kompetitornya berumur muda, berumur masih segar bugar seperti Gamawan Fauzi dahulu menjadi Gubernur Sumatera Barat, dahulu disaat Gamawan Fauzi jadi Bupati atau Kepala Biro/Dinas disaat PNS masih disandangnya. Hilang kaderisasi kepemimpinan Sumatera Barat ini dari masa kemasa.
Penulis merupakan sosok yang cinta senior itu seperti pituah Mak Rajo Piaman yaitu, "sosok pai tampek batanyo, pulang tampek babarito". Sosok dimana semua Kepala Daerah di Sumbar atau di Indonesia ini menjadikan sosok Mendagri ini tempat meminta padangan agar Kepala Daerah sukses memimpin, menjabat. Ini yang perlu dilakoni oleh Gamawan Fauzi.
Jangan paksakan orang ketika negara dalam aturan ASN sudah mempensiunkan tokoh tersebut atau sudah melakukan purna kerja di ASN. Mungkin, mengapa ASN itu ada pensiunnya bisa ditanya pada Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, M.A. pasti beliau akan memberi alasan.
Sekarang lebih bagus CLBK tersebut dibuat dokumen prasastinya untuk pelajaran bagi generasi berikut yang akan memimpin. Semua Kepala Daerah Sumbar luangkan waktu untuk mahota, bakucindan dengan GF untuk pencerahan. Itu padangan Penulis[*].