Jurnalis Sumbar Tebar Virus No Haters dan No Hoaks ke Jatim - BERNAMA.ID
News Update
Loading...

Rabu, 29 Mei 2024

Jurnalis Sumbar Tebar Virus No Haters dan No Hoaks ke Jatim





Bernama.id - Surabaya l 63 juta pengguna internet di Indonesia menurut Kabiro Adpim Setdaprov Sumbar Mursalim terbanyak media sosial dan terbanyak sumber informasi hoaks di media sosial.

"Dari analis pakar di Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia, kecendrungan pengguna internet untuk media sosial, tidak saring sebelum share, dampaknya, hoaks, gimmick bahkan kegaduhan dan banyak lagi negatifnya," ujar Mursalim.

Studi Tiru Jurnalis bertajuk "Sukses Pilikada, No Haters No Hoaks" di Diskominfo Pemprov Jatim disambut Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur yang diwakili Kabid IKP Kadiskominfo Jatim Putut Darmawan bersama Tim lengkap, di Ruang Rapat Lantai dua di kantor tersebut.

Tim Studi Tiru Jurnalis Sumbar itu dikoordinir Kabiro Adpim Mursalim, dihadiri Anggota DPRD Sumbar Desrio, Anggota KPU Sumbar Jons Manedi, Budi (Adpim), Rino (Humas KPU) dan Adrian Tuswandi (Jaringan Pemred Sumbar) bersama 16 Pemred dan pewarta online Sumatera Barat.

Anggota DPRD Sumbar Desrio Putra mengatakan bahwa hoaks bagi politisi hal yang sering dihadapi, karena sifat politisi diserang atau menyerang.

"Tapi tetap harus paham dampak dari keasyikan  sebar hoaks yaitu UU ITE, pidana ujung-ujungnya, mengantisipasi lebih baik dari pada membiarkan," ujar Desrio Putra.

Anggota KPU Sumbar Jons Manedi dalam sharing di Diskominfo Jatim pagi Rabu, 29/5/2024 tertarik dengan klinik hoaks yang diampu oleh Diskominfo Jawa Timur.

"Hoaks baru sudah muncul jelang Pilkada 2024, pengalaman kita pernah batalkan Caleg karena hate speech dan hoaks," ujar Jons Manedi yang menceritakan pengalaman saat menjadi Anggota KPU Solok.

Ketua JPS Adrian Tuswandi mengatakan soal hoaks dan hate speech ancaman pesta demokrasi Pemilihan  Kepala Daerah.

"Semakin dibiarkan maka hoaks dan hate speech jadi ancaman nilai demokrasi di Pilkada," ujar Toaik, biasa Adrian Tuswandi disapa banyak pihak.

Toaik juga mengakui soal hoaks dan hate speech sebenarnya Sumbar gudangnya.

"Wartawan jangan pernah mengutip hoaks, jangan terjebak viralnya hoaks akan mengadjustment news di medianya, biarkan itu, kalau terpaksa juga tetap merujuk kepada kode etik jurnalis dan keberimbangan," ujar Toaik.

Putut Darmawan dalam paparannya mengatakan di era digital, maka interaksi sosial di media sosial sudah menjadi kebutuhan.

"Pengguna sudah menjadikan media sosial kebutuhan yang dalam sehari rata-rata menggunakan media sosial 8 jam," ujar Putut.

Menurut Putut lalulintas yang sibuk dan "crowdid"nya media sosial, sah saja tumbuh pesat informasi tidak berdasarkan fakta dan data.

"Perilaku masyarakat dapat informasi tidak mau cek and ricek soal informasi diterima di media sosial, tapi sangat pro aktif membagikannya ke banyak group media sosial," ujar Putut.


Klinik hoaks dan pre bunking kata Putut adalah upaya Diskominfo Jatim melahirkan relawan anti hoaks dan meluruskan berita hoaks dan hate speech. "Jangan biarkan muncul ruang negatif, dulu kan dengan ruang positif di semua platform media sosial," pungkas Putut. (***)

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done