Bernama.id - Padang l Anggota Komisi II DPR RI Rahmat Saleh menggelar pertemuan silaturahmi bersama awak media di Kota Padang pada Jumat, 18 April 2025, dengan membahas sejumlah isu krusial yang tengah menjadi perhatian, termasuk Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Pasaman.
Dalam pertemuan itu, Rahmat menyoroti bahwa PSU di Sumatera Barat, khususnya pada pemilihan DPD, termasuk yang terbesar secara nasional. Ia menyampaikan bahwa peristiwa tersebut bukan sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan penyelenggara, namun lebih pada kekeliruan dalam menafsirkan regulasi yang berlaku.
“Kita tidak menyalahkan penyelenggara seperti KPU. Kita menyebut ini mungkin salah penafsiran aturan,” kata Rahmat dalam dialog bersama wartawan.
Ia menyatakan harapannya agar kejadian PSU serupa tidak kembali terjadi. Menurutnya, pelaksanaan pemilu harus dijalankan dengan penuh profesionalisme guna menghindari munculnya sengketa hukum.
“PSU di Pasaman menelan anggaran sebesar Rp15 miliar. Kita jalankan dengan profesional, jangan sampai ada gugatan lagi,” tegasnya.
Rahmat juga menyebut Kabupaten Pasaman sebagai wilayah yang rawan dalam pelaksanaan pemilu, dan meminta semua pihak agar kejadian tersebut tidak kembali mencederai proses demokrasi.
“Pasaman adalah daerah rawan, jangan sampai ini menjadi kecelakaan lagi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa profesionalisme sangat penting dalam setiap tahapan pemilu, terutama dalam menangani keterlibatan terpidana dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Rahmat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh penyelenggara pemilu sejauh ini.
“Alhamdulillah KPU sudah kita harapkan bisa lebih profesional. Kita berharap PSU di Pasaman bisa berjalan dengan baik,” katanya menambahkan.
Di sisi lain, ia juga menilai silaturahmi dengan media penting untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung. Menurutnya, wartawan memiliki akses terhadap informasi yang kadang tidak tertangkap oleh anggota dewan.
“Karena, wartawan itu mengetahui banyak hal yang kadang luput dari pantauan kita. Jadi ajang silaturahmi ini harus selalu dilakukan, kita ingin dengar persoal-soalan masyarakat dari teman-teman media,” ucapnya.
Rahmat mengaku bahwa berbagai masukan yang disampaikan media selama ini telah menjadi referensi baginya dalam menyusun agenda dan pembahasan di DPR RI.
“Jujur, banyak catatan dari rekan-rekan media yang saya pribadi jadikan sebagai bahan bahasan di rapat di DPR RI. Mudah-mudahan kedepan lebih kuat lagi,” katanya.
Menanggapi pertemuan tersebut, Ketua Forum Wartawan Parlemen Sumatera Barat Novrianto menyambut positif langkah Rahmat dalam mendengar langsung aspirasi dan isu dari media.
“Cara yang dilakukan pak Dewan ini bagus, mendengarkan dan menyampaikan langsung. Hal ini harus dipertahankan, karena kita sebagai jurnalis tentunya banyak mendengar persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa upaya konsolidasi yang dilakukan demi kemajuan daerah perlu terus dilanjutkan dan diperkuat ke depan.
“Apa yang sudah dibuat, sangat diapresiasi. Dan yang kedepan kita harap terus ditingkatkan,” tutup Novrianto. (TPHRS)