Oleh : Labai Korok Piaman
Pejabat negara setiap Sabtu, Ahad atau hari libur nasional selalu memakai kedaraan dinas plat merah dengan mengganti plat hitam BA XXXX BS kemana-mana, baik jalan-jalan ke pasar, mall, acara partai atau kegiatan pribadi lainnya.
Namun perilaku itu tidak terjadi terhadap H. Helmi Darlis, Wakil Walikota Pariaman periode 2008-2013. Setiap Sabtu dan Minggu disaat menjemput Penulis ke pesantren selalu memakai mobil pribadi kijang kapsul, dan langsung beliau menyopiri.
Kebiasaan itu selalu dilakukan disetiap kegiatan pribadi dan kegiatan partai. Ada undangan acara kader PKS, beliau, Pak Haji Helmi panggilan akrab selalu memakai mobil pribadi, dan terkadang pernah numpang ke mobil sahabat beliau ketika mobil kijangnya itu rusak.
Begitu sosok sederhana Pak Wawa Kota Pariaman ini, dan selalu mampu memposisikan diri secara beretika terhadap fasilitas negara yang dipakai. Beliau santai saja tidak memakai mobil dinas tersebut kemana-mana, walaupun secara budaya umum boleh dipakai kemana saja.
Sosok Wakil Walikota Pariaman, H. Helmi Darlis sudah meninggalkan warga Kota Pariaman dan warga PKS, Kamis, 10/2/2021, Innalillahi wa innailaihi rajiun, Kota Pariaman kembali kehilangan salah satu tokoh terbaiknya, dengan berpulangnya ke Rahmatullah, H. Helmi Darlis, SH.,Sp.N, tokoh asal Desa Koto Marapak, yang merupakan mantan Wakil Walikota Pariaman Periode 2008 - 2013.
Selama hidupnya, Penulis bersaksi beliau adalah orang baik, semoga beliau husnul khatimah dan semua amal ibadahnya selama ini, diterima disisi Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlimpah, dan kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kesabaran.
Sesuai arahan Genius, Walikota Pariaman sekarang, Walikota dan jajaran ASN melepaskan jenazah kepandam pakuburan dari Kantor Balaikota, pelepasan jenazah memakai upacara kenegaraan. Suasana haru iringi pelepasan jenazah Helmi Darlis, mantan Wakil Wali Kota Pariaman Periode 2008 - 2013 tersebut terjadi.
Selamat jalan putra terbaik Piaman, H. Helmi Darlis, Penulis beharap nilai-nilai kesederhanaan yang ditampilkan sewaktu beliau menjabat (pejabat negara) bisa ditiru oleh setiap Kita yang sedang memimpin, ataupun yang akan memimpin di daerah ini.
Kesederhanaan tersebut tidak secuil itu yang Penulis uraikan diawal tulisan dimana beliau memakai mobil pribadi dan juga menyopiri, tapi kesederhaan memanfaatkan fasilitas milik rakyat selalu dihindarinya.
Diakhir masa jabatan beliau kembali jadi warga biasa, jadi kader PKS biasa, terakhir Penulis bertemu beliau dirumahnya di Padang saat melayani pembeli di kedai buku atau kedai foto copynya. Disana Penulis bertemu dan bercerita negeri kedepan.
Selamat jalan Ustadz H. Helmi Darlis, semua nasehat, pituah, dan tauladan disaat jadi pemimpin bisa Kami tiru, kesederhanaan, tidak memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Aamiin[*].