Oleh : Hj Nevi Zuairina
Anggota DPR RI dari Sumatra Barat
BANJIR bandang hajar Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Sungai mengamuk membawa lumpur dan gelondongan kayu, korban jiwa berjatuhan di Tamiang Aceh, Tapanuli Sumut, Salareh Aie, Malalak, Matua, Maninjau, Lembah Anai, Malalo, Batu Busuak dan Lubuk Minturun, Gunung Nago dan Guo di Sumatra Barat.
Banjir bandang atau galodo menerjang tiga provinsi di Sumatra pada 26 November 2025. Warga dan kampung tertimbun lumpur dihimpit balok kayu, perih bergemuruh seantaro nusantara melihat air sungai membawa petaka buat negeri.
Hari ini, 23 hari sudah bencana Sumatra menghiasi kisah nestapa menusuk relung jiwa, solidaritas muncul sejak kabar duka viral ke seantaro anak bangsa, gerakan rakyat tolong rakyat, aksi peduli dari wakil rakyar kepada rakyat diwakilinya, hingga penanganan secara nasional dipimpin langsung Presiden RI Prabowo Subianto.
Tiga sampai dua kali presiden mengunjungi daerah bencana, berbaur dengan korban bencana di berbagai posko atau tenda pengungsian, kepedulian tumbuh kokoh di atas gelondongan kayu yang hanyut dan rusak properti publik.
Banyak figur publik berjibaku menelusuri setial tapak nestapa di negeri bencana, air mata berlinang menyaksikan duka di Salareh Aie, Malalak, Maninjau dna banyak titik bencana lain di Padang dan Tanah Datar.
Bangkit Basamo pun dicanangkan penulis dan banyak tokoh lagi, penulis melihat penanganan bencana awalnya lambat, tapi setelah melihat dampak yang masif dan korban jiwa lebih dari 1000 orang, ke sininya penanganan pun cepat dan terukur.
TNI dan Polri, BUMN dan Relawan, BNPB, SAR dan BPBD bahu membahu tolong korban dan buka kampung kampung terisolir di 3 provinsi di pulau sumatra. Allhamdulillah, terima kasig bakti peduli relawan dan lembaga pemerintahan termasuk tentara dan polisi.
APBN pun disiapka. bantu pulih cepatkan bencana, Provinsi Rp 20 Miliar, kabupaten dan kota terdampak Rp 4 miliar.
Penulis selaku wakil rakyat dari Sumbar sangat mengapresiasi tanggap finansial negara, juga mengapresiasi kerja keras peduli dari banyak perusahaan BUMN di daerah bencana. Donasi seperti hujan deras dari langit, Indonesia mampu bangkit 'basamo' dan Allah SWT pasti memberikan ujian sesuai kemampuan dari yang sedang diuji.
Tahap tanggap darurat kedua segera berakhir, daerah bencana memasuki rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon), bantuan banyak dan uang pemulihan juga fantastis tetap tidak akan cukup, namun itu tetap harus diawasi.
Semuanya harus disalurkan sesuai kebutuhan dan tepat sasaran. Harus dijaga bahwa tekad pemulihan lekas dengan rehab rekon negeri bencana dijadikan bancakan alias korupsi baru.
Wakil rakyat dan semua rakyat pasti mengawasi di era keterbukaan ini, korupsi uang bencana pasti aparat penegak hukum bertindak dan menghukum berat pelakunya.
Ayo kito bangkit basamo, dan ayo pulih Sumatra dengan kekuatan nasional di bawah komando Presiden, negara dan bangsa ini tidak akan biarkan daerah bencana alami nestapa panjang. (***)