Pantai Piaman Tercemar Limbah Tambak Udang, Stop Mandi-Mandi - BERNAMA.ID
News Update
Loading...

Senin, 21 Februari 2022

Pantai Piaman Tercemar Limbah Tambak Udang, Stop Mandi-Mandi

Oleh : Bagindo Yohanes Wempi 

Pantai Piaman (Koto Tangah, Katapiang, Ulakan, Sunur, Sungai Limau, Tiku) tidak bagus lagi menjadi tempat para wisata keluarga mandi air laut karena airnya diprediksi sudah tercemar limbah tambak udang. Andaikan dipaksakan mandi air laut akan berpotensi mendapat penyakit kulit dan penyakit lainnya.

Perkiraan ini Penulis simpulkan dari kunjungan lapangan, serta menganalisa bahwa banyak tambah udang yang ada sepanjang pantai Piaman tersebut tidak ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Semua hasil buangan limbah langsung dibuang kelaut dan sungai terus kelaut.

Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi Penulis yang cinta mandi-mandi keluarga di air laut Piaman. Hal ini berdasarkan dari data yang coba Penulis hitung-hitung mengenai besaran limbah yang dibuang kelaut. Andaikan dari perkiraan data yang dalam tiga tahun terakhir atau sepanjang 2019-2022 total produksi udang vaname di pantai Piaman missal mencapai 12,4 juta kilogram atau sekitar 12.400 ton.

Selanjutnya missal data luasan kolam tambak dan produksi udang itu disandingkan dengan data kebutuhan pakan dan rata-rata pakan tak terserap. Dalam budi daya perikanan perbandingan ini dikenal dengan istilah Food Convertion Ratio (FCR) atau rasio konversi pakan dalam perikanan. FCR adalah jumlah total berat pakan buatan dibandingkan dengan jumlah berat total komoditas hasil panen. FCR yang umum untuk udang antara 1,2 – 1,5.

Maka contoh akan didapat rata-rata FCR yang digunakan petambak udang adalah 1,2. Artinya setiap 1,2 kilogram pakan menghasilkan satu kilogram udang vaname atau perbandingan 1,2:1. Alhasil ada sekitar 0,2 kilogram pakan atau sekitar 16,6% pakan udang yang tidak terserap alias terbuang jadi limbah.

Artinya, bila dalam tiga tahun terakhir produksi udang vaname di pantai Piaman mencapai 12,4 juta kilogram maka dibutuhkan sekitar 14,88 juta kilogram atau 14.880 ton pakan udang. Bila menggunakan perbandingan 1,2:1, artinya sebanyak 2,4 juta kilogram atau sekitar 2.481 ton pakan udang tak terserap alias menjadi limbah dalam tiga tahun terakhir, atau rata-rata 827 ton limbah pakan udang setiap tahunnya terbuang ke pesisir Piaman.

Sumber utama limbah itu adalah dari sisa pakan. Kebanyakan budi daya udang pantai Piaman menggunakan pemberian pakan dengan rasio pakan yang tinggi, tidak semua pakan ini akan dimakan oleh udang. 

Akibatnya kandungan material organik dalam pakan, ditambah sisa feses udang, yang akan dibuang ke perairan akan mengganggu ekosistemnya, ikan laut pun akan mati. 

Lalu ada pupuk yang diberikan petambak untuk menstimulasi pertumbuhan plankton, namun sayangnya banyak yang menggunakan pupuk anorganik, ini akan mencemarkan air laut.

Pertanyaan, apakah dengan sebesar itu limbah dibuang kelaut, apakah bisa keluarga Kita berenang lagi dilaut pantai piaman?

Mari tanggulangi pencemaran lingkungan air laut Piaman dari tambak udang. Jangan sampai nasib pantai Piaman nanti sama nasibnya dengan danau Singkarak dan danau Maninjau yang sudah tercemar limbah ikan, wisatawanpun enggan berkunjung[*].

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done